Membangun Generasi Hebat dari Rumah: Pesan Penting dalam Seminar Parenting Nurul Izzah

Kediri – Masa emas anak adalah waktu terbaik untuk menanamkan nilai, karakter, dan kebiasaan positif. Namun, semua itu tidak bisa tumbuh sendiri perlu dukungan yang kokoh dari rumah, sekolah, dan lingkungan. Berangkat dari kesadaran ini, KB IT dan RA Plus Nurul Izzah menyelenggarakan Pertemuan Orang Tua dan Guru (POMG) yang dirangkaikan dengan seminar parenting bertema “Pentingnya Support System Dahsyat untuk Anak Usia Dini.”

Acara yang digelar pada Sabtu pagi di Aula KB IT Nurul Izzah ini menghadirkan narasumber spesial: Ibu Nita Yuli Purwanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, CH, CHt, founder Biro Psikologi Adyatma. Kehadiran beliau disambut antusias oleh para orang tua dan guru.

Acara dibuka dengan pembacaan surat Al-Mulk oleh Bunda Lia dan sambutan hangat dari Bunda Anna, sebelum masuk ke sesi inti bersama Ibu Nita yang membedah pentingnya peran support system bagi anak-anak di usia dini.

Dalam pemaparannya, Ibu Nita menegaskan bahwa support system yang kuat dimulai dari keluarga, khususnya orang tua, lalu sekolah, dan lingkungan sekitar. Pola pengasuhan yang tepat bukan hanya membentuk anak yang patuh, tapi juga mandiri, percaya diri, dan berempati.

Beliau menjelaskan tiga pola asuh umum:

    1. Pola Asuh Konvensional/Otoriter: Pola asuh ini menempatkan orang tua sebagai sentra, di mana anak diharapkan hanya menerima dan mengikuti semua perintah orang tua.
    2. Pola Asuh Permisif: Pola asuh ini cenderung terlalu memanjakan anak dan menuruti semua permintaannya tanpa batasan, yang dapat mengakibatkan anak sulit diatur dan kurang disiplin.
    3. Pola Asuh Demokratis: Pola asuh ini dinilai sebagai pola asuh yang terarah. Meskipun memberikan kebebasan, orang tua tetap menanamkan norma, sopan santun, dan membentuk hubungan yang sehat. Tidak semua permintaan anak dituruti, dan ada batasan yang jelas.

Menurut Ibu Nita, banyak permasalahan anak saat ini dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Beliau menambahkan bahwa support dapat diberikan secara material dan spiritual. Orang tua memiliki pengaruh sebesar 70% terhadap pertumbuhan anak, sisanya berasal dari faktor lain. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran vital dalam menanamkan empati, simpati, dan hal-hal positif sejak golden age anak.

Menghindari Hal-hal Negatif dan Memicu Pertumbuhan Positif Anak

Ibu Nita juga menyoroti beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh orang tua, seperti melarang anak tanpa penjelasan, komunikasi satu arah di mana hanya orang tua yang berbicara, dan pola asuh yang hanya membuat anak menjadi penerima pasif (pola asuh konvensional/otoriter). Hal-hal ini dapat menghambat anak belajar percaya diri dan mengajarkan kecintaan sesama. Kemarahan orang tua juga berpotensi menumbuhkan emosi negatif pada anak, sehingga penting bagi keluarga untuk saling mendengarkan.

Untuk menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:

  1. Pemilihan Kata: Gunakan kata-kata yang sesuai dan positif untuk anak.
  2. Mengenalkan Peraturan: Ajarkan anak tentang pentingnya rajin belajar, mengaji, sholat, dan lain-lain.
  3. Membedakan Perilaku Baik dan Buruk: Bimbing anak untuk memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk.

Penting bagi orang tua untuk menghindari kata-kata negatif pada anak, karena hal tersebut dapat mengurangi rasa percaya diri. Sebaliknya, berikanlah label yang positif pada anak, seperti “anak hebat” atau “anak pintar,” untuk menanamkan penguatan pembentukan karakter.

Dengan memberikan support system yang dahsyat, anak akan tumbuh mandiri, percaya diri, dan menjadi anak hebat. Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak usia dini menuju masa depan yang cerah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *