Penyadaran vs Pembiasaan: Mana yang Lebih Penting?

Oleh : Lilian Netya Al Mabruroh, S. Pd. I.

Membaca judul di atas, apa yang terlintas dalam benak Parents? Mana yang lebih baik, antara penyadaran dan pembiasaan? Benarkah keduanya saling bertentangan dan tidak bisa disatukan?

Parents, Dalam dunia pendidikan, kita tidak bisa terlepas dari dua upaya pembentukan karakter tersebut. Namun, kata pembiasaan lebih sering terdengar dan diterapkan oleh orangtua maupun guru dalam membentuk perilaku baik pada anak-anak. Sayangnya, banyak dari kita yang mengesampingkan upaya penyadaran akan makna dari perilaku tersebut.

Penyadaran atau Pembiasaan?

Pembiasaan tanpa adanya penyadaran, akan menjadikan anak tidak ada bedanya dengan peliharaan yang dilatih terbiasa melakukan sesuatu tanpa memahami apa dan mengapa itu dilakukan. Mungkin anak terbiasa beribadah, belajar dan lain sebagainya karena terlatih melakukan itu. Masalah bisa muncul manakala anak mengalami kebosanan atau menemukan sesuatu yang lain yang menurutnya lebih baik. Seseorang yang melakukan rutinitas tanpa adanya kesadaran, maka tidak menutup kemungkinan dia akan kehilangan makna, dan memilih berhenti melakukannya saat jenuh melanda. 

Di sisi lain, penyadaran tanpa pembiasaan dapat menyebabkan seseorang menjadi OmDo alias omong doang. Ia mungkin paham bahwa shalat itu penting sebagai wujud syukur kepada Allah, tetapi tetap merasa berat melakukannya karena tidak terbiasa. Ia tahu bahwa senyum adalah sedekah dan membantu orang lain adalah ibadah, tetapi tidak diterapkan dalam keseharian karena tidak ada pembiasaan.

Jadi Parents, sebenarnya, penyadaran dan pembiasaan tidak boleh dipisahkan. Keduanya sama-sama penting dan perlu diterapkan secara seimbang.

Mari kita renungkan hadits pertama dari Hadits Arbain. Diriwayatkan oleh Umar bin Khatab, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya amal perbuatan itu diiringi dengan niat, dan sesungguhnya bagi setiap insan akan memperoleh menurut apa yang diniatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dibenarkan hijrahnya itu oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya untuk dunia yang hendak diperoleh atau wanita yang hendak dipersunting, maka ia akan mendapatkan apa yang diingini itu saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah SWT menilai amal perbuatan berdasarkan niatnya. Niat adalah bentuk kesadaran yang harus dihadirkan sebelum melakukan amal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghadirkan kesadaran pada setiap perbuatan, termasuk dalam mendidik anak-anak. Misal, mengajak atau menyuruh anak shalat, tapi tidak mau menjelaskan apa dan mengapa kita harus shalat. Tidak mau menggambarkan bagaimana nikmatnya menjalankan shalat. Contoh lain, saat kita ingin anak-anak rajin menyapu, maka sadarkan mereka apa pentingnya menyapu. Kaitkan dengan pesan-pesan Rasulullah tentang kebersihan, dan sebagainya. Hal ini akan membuat anak bisa melakukan aktivitas dengan lebih bermakna.

Namun, pembiasaan juga tidak kalah penting. Rasulullah SAW bersabda: “Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus walau sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan bahwa konsistensi merupakan kunci dari kebiasaan yang baik. Agar dapat melakukan sesuatu secara berkelanjutan, seseorang perlu membiasakannya melalui proses yang berulang dan disiplin.

Ramadhan merupakan momen istimewa bagi kita untuk membentuk karakter positif pada anak-anak. Dengan menggabungkan proses penyadaran dan pembiasaan dalam setiap aktivitas ibadah di bulan Ramadhan. Sehingga kita dan anak-anak akan merasakan kenikmatan sekaligus konsistensi dalam beribadah hanya kepada Allah semata.

Mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anak memahami makna dari setiap amal yang mereka lakukan. Semoga dengan upaya penyadaran dan pembiasaan yang selaras, mereka tumbuh menjadi generasi yang berakhlak mulia dan kuat iman. Wallahu a’lam bisshowab.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *