Tips Melatih Anak Mengambil Keputusan Sejak Dini

Melatih anak untuk membuat keputusan bisa dimulai dengan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Cobalah memberikan dua atau tiga pilihan yang tidak terlalu rumit, seperti memilih makanan atau pakaian. Dengan memberikan pilihan terbatas, anak bisa belajar untuk menganalisis mana yang mereka inginkan tanpa merasa bingung atau kewalahan. Misalnya, tanya mereka, “Kamu lebih suka apel atau pisang hari ini?” atau “Mau pakai baju merah atau biru?”

Penting untuk tidak memberi terlalu banyak opsi, karena anak-anak cenderung kesulitan memilih jika terlalu banyak pilihan yang disodorkan. Sebuah studi di Child Mind Institute menyebutkan bahwa terlalu banyak pilihan justru bisa membuat anak merasa stres dan bingung. Dengan memberikan pilihan terbatas, anak belajar untuk membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat. Selain itu, hal ini juga memberikan mereka rasa kontrol atas apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kebiasaan ini akan memperkuat kepercayaan diri anak dalam membuat keputusan. Dengan membiarkan mereka memilih sendiri, anak-anak belajar merasa lebih bertanggung jawab atas pilihan yang mereka buat, serta belajar menerima konsekuensi baik atau buruk dari setiap keputusan. Ini adalah dasar yang kuat untuk membangun kemandirian mereka di masa depan.

Ajak Anak Berdiskusi Sebelum Memutuskan

Mengajak anak berdiskusi sebelum membuat keputusan bisa sangat membantu mereka dalam belajar mempertimbangkan berbagai aspek dari pilihan yang ada. Ketika anak harus memilih antara berbagai opsi, ajak mereka berbicara tentang pro dan kontra dari setiap pilihan tersebut. Misalnya, jika anak sedang memilih apakah ingin ikut kursus musik atau olahraga, tanyakan, “Apa yang kamu suka dari musik? Apa yang menyenangkan dari olahraga?” Diskusi ini mengajarkan anak untuk berpikir lebih matang dan kritis sebelum membuat keputusan.

Selain itu, dengan berdiskusi, anak juga belajar untuk mengungkapkan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. Dalam artikel dari World Vision, dijelaskan bahwa dengan berdialog, anak tidak hanya memahami proses pengambilan keputusan tetapi juga mempraktikkan komunikasi yang efektif. Mereka belajar bahwa keputusan tidak selalu dibuat dengan terburu-buru, tetapi dengan pertimbangan yang matang.

Diskusi juga membuka kesempatan bagi orangtua untuk memberikan pandangan atau perspektif yang mungkin belum dipertimbangkan anak. Tentu saja, setelah mendengarkan, orangtua bisa memberikan arahan atau saran, namun tetap biarkan anak yang membuat keputusan akhir. Ini akan mengembangkan kemampuan anak dalam mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan belajar bertanggung jawab atas pilihannya.

Tanggung Jawab atas Keputusan

Setelah anak terbiasa dengan memilih, penting untuk mengajarkan mereka tentang konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas pilihan mereka, baik itu keputusan yang baik atau kurang tepat. Misalnya, jika anak memilih untuk menonton TV lebih lama dan melewatkan waktu belajar, bantu mereka memahami konsekuensinya, seperti merasa kurang siap saat ujian. Memberikan kesempatan bagi anak untuk merasakan akibat dari keputusan mereka akan membuat mereka lebih bijak dalam memilih di masa depan.

Tanggung jawab dalam pengambilan keputusan juga bisa diterapkan dalam tugas sehari-hari. Misalnya, minta anak untuk memilih apakah mereka akan membersihkan kamar sebelum makan siang atau setelahnya. Jika mereka memilih untuk menunda, maka mereka akan belajar bahwa ada konsekuensi, seperti ruang yang berantakan lebih lama. Dalam hal ini, mereka akan mengerti bahwa setiap keputusan membawa akibat, baik yang menyenangkan atau tidak.

Menurut Child Mind Institute, memberikan anak tanggung jawab sesuai usia mereka, seperti memilih kegiatan atau merencanakan jadwal sendiri, adalah cara efektif untuk mengasah kemampuan pengambilan keputusan mereka. Ini bukan hanya soal belajar memilih, tetapi juga belajar bagaimana menerima dan memperbaiki keputusan yang diambil. Tanggung jawab ini akan membekali mereka dengan keterampilan penting untuk masa depan, seperti perencanaan dan pemecahan masalah.