Menyindir sering dianggap sebagai cara “halus” untuk menegur anak, bahkan tak jarang dibalut dalam bentuk humor. Bagi sebagian orangtua, sindiran terasa lebih ringan dibanding teguran langsung karena dianggap tidak terlalu menyakitkan. Namun ternyata, bagi anak, sindiran bisa menjadi pengalaman yang membingungkan dan bahkan menyakitkan, lho.
Anak-anak belum mampu sepenuhnya memahami bahasa kiasan atau sarkasme seperti orang dewasa. Alih-alih menangkap maksud tersembunyi di balik kata-kata tersebut, mereka justru bisa merasa bingung, tersinggung, atau bahkan malu. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan emosional, harga diri, dan hubungan anak dengan orangtuanya.
Alih-alih menyindir, ada banyak cara lain yang lebih efektif dan membangun untuk menyampaikan pesan atau koreksi. Artikel ini akan membahas dampak negatif dari kebiasaan menyindir anak, serta cara menghindarinya agar hubungan dengan si kecil tetap sehat dan harmonis dilansir dari beberapa sumber termasuk parentsareexperts.substack.com.
1. Menurunkan Kepercayaan Diri Anak
Sindiran dan sarkasme yang berulang dapat mengikis rasa percaya diri anak. Anak bisa merasa usahanya tidak dihargai, sehingga enggan mencoba hal baru atau menunjukkan hasil karyanya karena takut diejek.
2. Merusak Hubungan dan Kepercayaan
Anak yang sering disindir cenderung kehilangan kepercayaan pada orangtua. Mereka jadi ragu untuk berbagi cerita atau masalah karena takut mendapat respons sinis atau dipermalukan.
3. Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Rasa Tidak Aman
Anak yang terbiasa disindir bisa tumbuh menjadi pribadi yang cemas dan tidak nyaman berinteraksi dengan orang lain, bahkan di lingkungan keluarga sendiri. Mereka juga lebih mudah merasa malu dan tertekan ketika melakukan kesalahan.
4. Membentuk Pola Komunikasi Negatif
Anak belajar dari orangtua. Jika sindiran dan sarkasme menjadi kebiasaan di rumah, anak bisa menirunya dalam berinteraksi dengan teman atau saudara yang berpotensi memicu konflik atau bahkan perilaku bullying.
5. Menyebabkan Kebingungan dan Salah Paham
Anak-anak, terutama yang masih kecil, belum memahami ironi atau makna tersembunyi di balik sindiran. Hal ini bisa membuat mereka bingung, tidak tahu apakah perilaku mereka benar atau salah, dan akhirnya merasa tidak aman secara emosional.
6. Memicu Perasaan Malu dan Harga Diri Rendah
Sindiran, apalagi di depan orang lain, bisa membuat anak merasa dipermalukan. Efeknya bisa bertahan lama, bahkan hingga dewasa, dan memengaruhi cara mereka memandang diri sendiri
Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua?
1. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Positif: Sampaikan pesan dengan cara yang langsung dan penuh kasih sayang.
2. Hindari Sindiran dalam Situasi Emosional: Saat marah atau frustrasi, usahakan untuk tidak menggunakan sindiran sebagai pelampiasan.
3. Berikan Dukungan dan Validasi: Tunjukkan bahwa kita mendengarkan dan memahami perasaan anak.
4. Bangun Komunikasi Terbuka: Dorong anak untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau disindir.