Home Education: Kembali Menjadi Pendidik Pertama dan Utama

Oleh: Lilian Netya Al Mabruroh, S. Pd. I.

Hai, Parents. Kali ini kita akan membahas tentang Home Education. Apa itu Home Education (HE)? Apakah Home Education sama dengan Home Schooling (HS)? Mari kita simak bersama.

Secara sederhana, pengertian Home Education (HE) adalah pendidikan berbasis rumah. Dimana rumah sebagai pusat pendidikan, dan orangtua sebagai fasilitatornya. Kurikulumnya pun lebih fleksibel dan personal, serta seringkali tidak mengikuti struktur kurikulum sekolah formal. Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak terikat jadwal seperti di sekolah.

Sedangkan Home Schooling lebih pada pendidikan yang dilakukan di rumah, tetapi mengikuti struktur kurikulum seperti di sekolah. Orangtua bisa menjadi guru, atau bisa juga mendatangkan guru dari luar.

Poinnya, Home Schooling adalah pilihan, sedangkan Home Education adalah kewajiban.

Setiap orangtua In syaa Allah pasti bisa melaksanakan Home Education, karena di dalam dirinya sudah terinstall kemampuan terbaik sebagai orangtua. Bukankah Allah menciptakan segala sesuatu tentunya dengan berbagai fitur kelengkapan yang diperlukan. Begitu pula ketika Allah mentakdirkan kita sebagai orangtua. Tentunya kemampuan mendidik anak-anak kita pun sudah disiapkan Allah dalam diri kita. Hanya kadang perlu pemicu dan kesadaran untuk kita melakukannya.

Dalam mendidik anak, diperlukan sikap rileks sekaligus optimis. Karena kita sedang berhadapan dengan makhluk hidup yang terus tumbuh dan berkembang. Kadang terasa sederhana namun kita tidak boleh mengabaikan kekompleksitasannya.

Pada dasarnya, Home Education adalah sebuah kewajaran. Karena memang seharusnya orangtua lah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Lalu kenapa saat ini terasa istimewa?

Karena semakin jarang orangtua yang melakukannya.

Kita sebagai orangtua seringkali pasrah bongkokan terkait pendidikan anak-anak kepada lembaga yang dinamakan sekolah. Kita sering menitipkan anak-anak ke sekolah dengan harapan saat pulang ke rumah, mereka menjadi anak-anak yang sholih sholihan. Seolah-olah sekolah adalah bengkel reparasi anak. Kita mungkin lupa, bahwa guru mereka di sekolah pun berharap, bahwa anak didiknya datang ke sekolah dalam kondisi yang sudah siap belajar. Tidak dipusingkan lagi dengan berbagai tingkah polah murid yang berkaitan dengan adab dan sopan santun.

Kita tidak bisa menuntut sekolah untuk menjadikan anak-anak kita berakhlaq mulia sesuai tuntunan agama, bila kita di rumah mengabaikan mereka. Karena fungsi awal sekolah adalah sebagai tempat pengajaran (ta’lim). Sedangkan pendidikan (tarbiyah) dan adab (ta’dib) adalah tugas orang tua di rumah.

Pendidikan adalah usaha untuk menjadi sebab berkembangnya sesuatu, secara bertahap untuk mencapai fitrah penciptaannya atau jalan keunikannya.” Syekh Roghib Al Ishfahani, ilmuwan besar muslim abad ke-11.

HE adalah sebuah cara menumbuhkan fitrah, bukan menjejalkan dengan target matang secara instan. Oleh karena itu, hendaknya orang tua dalam mendidik anak menggunakan filosofi petani. Menanam dengan penuh kasih sayang, mengerti dan memahami kapan waktu yang tepat menyirami, memberi pupuk dan menyiangi. Dalam konsep Home Education, tidak berlaku lebih cepat lebih baik. Semua ada waktunya, ada prosesnya.

Semua diawali dengan kesadaran untuk berproses bersama.

“Mulailah selalu dari sisi cahaya, bukan dari sisi gelapnya. Karena jika cahaya telah melebar menerangi semua sisi, maka kegelapan tidak akan relevan. Bukankah kegelapan hanya ada ketika cahaya tiada?” Ustadz Harry Santosa (Integrator Pendidikan dan Penggagas Fitrah Based Education)

Setiap diri adalah unik. Limited edition. Tidak ada yang sama satu sama lain, meskipun anak kembar identik sekalipun. Semua memiliki kemampuan dan keistimewaan masing-masing. Yakinlah bahwa kita adalah orang tua terbaik versi Allah bagi anak-anak kita.

Mari kita kembali menata dan meluruskan niat. Selalu hadirkan Allah dalam setiap proses kita mendidik buah hati. Menjadi teman tumbuh dan berkembang ananda. Dengan segenap hati, segenap jiwa. Semoga dengan upaya maksimal, Allah limpahkan kemudahan dan menjadikan kita lulus dalam pertanggungjawaban kelak di akhirat, Aamiin.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *