Tak hanya mengajar di kelas, guru kini memegang peranan vital sebagai garda terdepan dalam kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah. Inilah semangat yang diusung dalam pembentukan Sekolah Tangguh Bencana (STB) di SDIT Nurul Izzah, Kediri, yang bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025.
Sebanyak 21 guru dan karyawan serta 316 siswa mengikuti kegiatan pembentukan STB yang diprakarsai oleh Lembaga Manajemen Infaq (LMI). Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bentuk nyata dari implementasi Permendikbud No. 33 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman dasar kepada para guru dan siswa, tetapi juga membentuk budaya siaga yang dimulai dari ruang kelas hingga ke halaman sekolah.
Kepala SDIT Nurul Izzah, Siaminingtyas Ekaningsih, S.Pt., M.Pd., menyambut baik inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya bermutu secara akademis, tetapi juga aman secara fisik dan mental.
“Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas harus didukung oleh lingkungan yang aman dan siap menghadapi risiko. Terima kasih LMI atas sinerginya,” ujarnya,Jumat (2/5/2025).
Program ini juga merupakan bagian dari visi besar LMI untuk mewujudkan Indonesia Tangguh melalui program GANALA (Generasi Aman Bencana dan Peduli Lingkungan) yang terus digencarkan di berbagai daerah.
“Kolaborasi ini bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang tanggap, dan siap menghadapi bencana melalui literasi dan pelatihan kebencanaan. Nantinya, kerjasama yang dilakukan sekaligus memberikan edukasi kepada peserta didik agar tanggap bencana,” ungkap Susanto, Spv PB Laznas LMI.
Melalui langkah kolaboratif ini, diharapkan guru tak hanya menjadi pendidik, tapi juga agen perubahan yang membentuk generasi tangguh dan peduli terhadap lingkungan serta keselamatan dirinya.