Kediri – Suasana pagi di RA Plus Nurul Izzah dipenuhi tawa ceria ketika anak-anak Kelompok B mengikuti morning activity dengan permainan tradisional Jawa, Cublek-Cublek Suweng. Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan keceriaan, tetapi juga bertujuan untuk mengenalkan budaya lokal sekaligus mempererat interaksi antar siswa.
Permainan Penuh Antusiasme
Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB, dipandu oleh para guru. Anak-anak diajak membentuk lingkaran sambil menyanyikan lagu Cublek-Cublek Suweng. Dalam permainan ini, seorang anak berperan sebagai “penutup” dan harus menebak di tangan siapa benda kecil (biasanya kerikil atau koin) disembunyikan. Suasana pun semakin meriah dengan tawa dan sorakan saat anak-anak bergantian menebak dan bernyanyi.
Lebih dari Sekadar Permainan
Permainan tradisional ini dirancang bukan hanya untuk hiburan, melainkan juga sebagai media pendidikan karakter. Anak-anak belajar tentang kerja sama, kejujuran, dan interaksi sosial yang positif. Selain itu, permainan ini melatih motorik, ketelitian, serta kemampuan kognitif mereka. Rasa bangga terlihat ketika berhasil menebak dengan benar atau saat mendapat kesempatan menyembunyikan benda.
Melestarikan Warisan Budaya di Era Digital
Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin RA Plus Nurul Izzah yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan pendidikan karakter dalam aktivitas sehari-hari. Di tengah maraknya permainan digital, sekolah berupaya menghadirkan kembali permainan tradisional agar anak-anak tetap dekat dengan warisan budaya Indonesia.
Sekolah berharap, melalui kegiatan seperti ini, anak-anak tidak hanya mengenal budaya lokal, tetapi juga tumbuh dengan karakter yang kuat, penuh keceriaan, serta mampu membangun hubungan harmonis dengan teman-temannya.