Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) bukan hanya sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai kebersamaan, kerja sama, dan rasa tanggung jawab. Karena itu, guru PAI di kelas 3 SDIT Nurul Izzah selalu berusaha menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Kali ini, siswa diajak mengenal sifat wajib Allah dan sifat mustahil Allah melalui permainan kartu. Metode ini membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan interaktif.
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan secara sederhana apa yang dimaksud dengan sifat wajib Allah sifat yang pasti dimiliki Allah, seperti Maha Esa, Maha Hidup, dan Maha Mengetahui serta sifat mustahil Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah, misalnya berbilang, mati, dan lupa. Penjelasan ini dilengkapi dengan contoh sehari-hari agar lebih mudah dipahami siswa.
Setelah itu, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok mendapatkan setumpuk kartu berisi sifat wajib Allah, sifat mustahil Allah, serta kartu arti yang sesuai. Tugas mereka adalah memisahkan kartu, mencocokkan arti, lalu menyusunnya dengan benar.
Misalnya, ketika menemukan kartu bertuliskan Qidam (Allah Maha Dahulu), siswa segera mencari arti “Allah tidak berpermulaan”. Begitu juga saat menemukan kartu sifat mustahil ‘Adam (tidak ada), mereka mencocokkan dengan arti “Allah tidak mungkin tidak ada”.
Anak-anak tampak antusias saat membuka kartu, berdiskusi, dan bekerja sama dalam kelompok. Mereka bersemangat menjadi yang tercepat menyelesaikan tantangan, bahkan ada yang berdiskusi seru untuk memastikan arti yang paling tepat. Guru pun berkeliling memberikan bimbingan dan apresiasi kepada setiap kelompok yang berhasil.
Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga benar-benar memahami makna sifat-sifat Allah. Mereka belajar dengan cara yang lebih menyenangkan, penuh kerja sama, dan saling menghargai pendapat teman.
Pembelajaran PAI kali ini menjadi pengalaman berkesan bagi siswa kelas 3 SDIT Nurul Izzah. Dengan metode permainan kartu, mereka semakin mudah memahami bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna dan mustahil memiliki sifat kekurangan. Hal ini membuktikan bahwa belajar agama bisa dilakukan dengan cara yang seru, interaktif, dan penuh makna.
Asyiknya belajar 😍