Kediri – Siapa bilang belajar matematika harus selalu di dalam kelas dan terpaku pada buku? Sebuah terobosan kreatif membuktikan bahwa halaman sekolah bisa menjadi ruang belajar yang paling efektif dan menyenangkan. Anak-anak diajak untuk mengenal konsep penjumlahan (1-10) dengan cara yang tak biasa, yakni memanfaatkan media alam di sekitar mereka.
Dengan beralih dari ruang kelas ke halaman sekolah yang segar, suasana belajar langsung berubah menjadi petualangan. Anak-anak tidak lagi duduk diam di kursi, melainkan aktif bergerak, bereksplorasi, dan berinteraksi langsung dengan lingkungan. Misi mereka hari itu sederhana: mengumpulkan daun-daun gugur dan bunga-bunga mekar yang ada di taman sekolah.

Dengan penuh semangat, anak-anak menyebar untuk mencari “alat hitung” mereka. Ada yang memungut daun kering, ada pula yang memilih bunga aneka warna. Setelah terkumpul, mereka duduk berkelompok dan mulai menempelkan hasil temuan mereka di atas kertas.
Proses belajar pun dimulai. “Kalau kita punya 3 bunga lalu ditambah 2 daun, ada berapa semuanya?” Melalui pertanyaan sederhana itu, mereka belajar konsep penjumlahan secara nyata. Mereka tidak lagi membayangkan angka, tetapi melihat dan menyentuh langsung benda yang dihitung. Aktivitas ini membuat konsep penjumlahan dari 1 sampai 10 menjadi jauh lebih mudah dipahami.
Metode belajar ini ternyata memberikan manfaat yang lebih luas. Selain mahir berhitung, anak-anak juga belajar untuk lebih peduli dan mencintai lingkungan. Mereka diajarkan untuk menghargai setiap helai daun dan kelopak bunga sebagai bagian dari alam ciptaan Tuhan.

Pada akhirnya, kegiatan ini membuktikan bahwa belajar tidak harus kaku dan membosankan. Ketika kreativitas dilibatkan, pelajaran sesulit apa pun bisa berubah menjadi pengalaman yang seru, edukatif, dan penuh makna.


MasyaaAllah keren adek kelas 1๐๐ป๐๐ป๐๐ป