Setiap tanggal 23 Juli, kita memperingati Hari Anak Nasional, momen penting untuk kembali merefleksikan: Sudahkah kita benar-benar hadir dalam kehidupan anak-anak kita? Hari Anak bukan hanya tentang perayaan dan hadiah, tapi juga tentang komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman, hangat, dan mendukung tumbuh kembang mereka. Dan lingkungan itu, dimulai dari rumah bersama orangtua yang membersamai dengan cinta dan kesadaran.
Sebagai orangtua, kita tentu ingin melihat anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia. Namun, dalam keseharian yang padat, tak jarang kita lupa bahwa kehadiran kita secara utuh bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional dan spiritual adalah kunci utama dalam proses tumbuh kembang mereka.
Penelitian oleh Harvard University, Center on the Developing Child menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapat perhatian dan keterlibatan positif dari orangtua memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, prestasi akademik yang lebih baik, serta kemampuan sosial dan emosional yang lebih stabil. Tidak hanya itu, keterlibatan aktif orangtua juga terbukti dapat mengurangi risiko anak terlibat dalam perilaku menyimpang di kemudian hari.
Hadir Lewat Aktivitas Positif di Rumah
Aktivitas sederhana di rumah bisa menjadi momen emas untuk mendekatkan hubungan orangtua dan anak. Beberapa contoh aktivitas yang bisa dilakukan bersama antara lain:
- Membaca buku bersama setiap malam: Tak hanya meningkatkan kemampuan literasi, tetapi juga menjadi rutinitas yang membangun kelekatan emosional.
- Memasak bersama: Aktivitas ini melatih kemandirian anak, mengenalkan konsep nutrisi, sekaligus mempererat bonding.
- Bermain peran atau board game: Membantu anak belajar aturan, empati, dan komunikasi yang sehat.
- Berkebun atau merawat hewan peliharaan: Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian.
Yang terpenting, saat menjalani aktivitas ini, orangtua perlu memberikan perhatian penuh. Letakkan gawai sejenak. Tatap mata anak saat berbicara. Dengarkan cerita mereka dengan sungguh-sungguh.
Kolaborasi Aktif dengan Sekolah
Sekolah bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Justru, keberhasilan pendidikan akan lebih optimal jika terjalin sinergi antara rumah dan sekolah.
Berikut beberapa cara membangun kolaborasi yang sehat dengan sekolah:
- Hadiri pertemuan orangtua dan wali kelas: Jangan hanya datang saat ada masalah. Gunakan momen ini untuk mengenal guru dan memahami perkembangan anak di sekolah.
- Terlibat dalam kegiatan sekolah: Seperti menjadi relawan dalam acara sekolah, mendukung kegiatan ekstrakurikuler, atau sekadar membantu membagikan makanan saat pentas seni.
- Buka komunikasi dua arah: Bangun komunikasi yang positif dengan guru, bukan hanya untuk menegur atau mengkritik, tapi juga memberi apresiasi dan umpan balik yang membangun.
Penelitian oleh National PTA (Parent Teacher Association) menunjukkan bahwa ketika orangtua terlibat secara aktif di sekolah, anak-anak lebih termotivasi untuk belajar dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap pendidikan.
Menjadi Teladan dan Sahabat Terbaik
Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Maka, menjadi teladan adalah bagian penting dari peran orangtua. Mulailah dari hal sederhana: memperlihatkan bagaimana menghadapi masalah dengan sabar, menyelesaikan konflik dengan komunikasi yang sehat, dan menjaga konsistensi antara ucapan dan tindakan.
Lebih dari itu, orangtua yang mau menjadi “sahabat” anak bukan hanya pengatur akan menciptakan ikatan emosional yang kuat. Anak pun merasa aman untuk terbuka, bercerita, dan berdiskusi tentang apa pun, termasuk hal-hal sulit.

