Bunda, pernah merasa anak tiba-tiba jadi lebih pendiam, tidak responsif, atau terkesan menjaga jarak? Sikap seperti ini bisa membuat orangtua merasa bingung, sedih, bahkan bertanya-tanya apakah ada yang salah dalam hubungan dengan anak. Untuk itu, wajar jika orangtua merasa cemas, apalagi jika dulu anak dikenal ekspresif dan dekat dengan keluarga.
Namun, penting untuk dipahami bahwa sikap cuek dari anak sering kali bukan karena mereka tidak sayang atau tidak peduli. Banyak faktor yang bisa memengaruhi sikap ini mulai dari lingkungan emosional di rumah, cara pola asuh, hingga kondisi psikologis atau trauma masa lalu yang belum terselesaikan.
Sebelum bereaksi berlebihan terhadap anak, ada baiknya orangtua mencoba memahami penyebab di balik perubahan sikap anak yang tiba-tiba cuek. Dengan memahami akar masalahnya, kita bisa membangun kembali koneksi yang lebih sehat dan kuat bersama mereka. Dilansir dari uniquetimes.org, berikut ini enam hal yang bisa jadi alasan mengapa anak terlihat cuek kepada orangtua.
1. Kurangnya Koneksi Emosional
Setiap anak tentu membutuhkan ikatan emosional yang kuat dengan orangtuanya. Saat orangtua terlalu sibuk, tidak responsif, atau terlalu sering mengkritik, anak bisa merasa tidak dicintai atau tidak dihargai. Mereka mungkin jadi enggan membuka diri karena merasa tidak aman secara emosional.
Akibatnya, anak bisa memilih untuk menjauh secara emosional sebagai bentuk perlindungan diri. Ini bukan berarti mereka tidak butuh kasih sayang, tetapi mereka tidak tahu bagaimana membangun kembali koneksi yang terasa aman dan nyaman.
2. Terlalu Protektif atau Mengontrol
Orangtua yang terlalu protektif atau mengontrol bisa tanpa sadar mengekang rasa kemandirian anak. Misalnya, terlalu sering melarang, mengatur semua keputusan, atau mencampuri urusan pribadi anak tanpa memberi ruang untuk tumbuh.
Dalam jangka panjang, anak bisa merasa jenuh atau tertekan. Untuk mencari keseimbangan dan ruang pribadi, mereka mungkin mulai menjaga jarak dan terlihat acuh, sebagai salah satu cara mereka menunjukkan bahwa mereka ingin dipercaya dan diberi kebebasan.
3. Pola Asuh yang Tidak Konsisten
Saat aturan di rumah sering berubah dengan konsekuensi tidak jelas, atau harapan dari orangtua tidak konsisten, anak bisa merasa bingung dan tidak aman. Mereka tidak tahu apa yang bisa diandalkan atau bagaimana harus bersikap di rumah.
Dalam situasi seperti ini, anak bisa jadi memilih untuk menjauh secara emosional demi menghindari stres dari ketidakpastian. Mereka mungkin berpikir, “Lebih baik tidak terlalu terlibat secara emosional agar tidak kecewa.”
4. Orangtua Terlalu Abai
Kurangnya kehadiran orangtua secara fisik atau emosional bisa meninggalkan luka tersendiri bagi anak. Ketika anak merasa tidak dipedulikan atau tidak menjadi prioritas, mereka belajar untuk tidak berharap banyak dari orangtua.
Seiring waktu, mereka bisa jadi terbiasa mengandalkan diri sendiri dan tampak cuek terhadap hubungan keluarga. Ini bukan bentuk ketidakpedulian, tapi respons alami dari seseorang yang merasa tidak pernah benar-benar “dilihat”.
5. Trauma atau Kekerasan
Anak yang pernah mengalami trauma baik secara fisik, emosional, maupun seksual akan membangun mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari rasa sakit. Jika trauma itu terjadi di dalam lingkungan keluarga, apalagi melibatkan orangtua, hubungan emosional bisa rusak parah.
Sikap cuek sering kali menjadi salah satu cara anak mengatur jarak demi menjaga kestabilan emosinya. Mereka tidak ingin kembali merasakan sakit atau pengkhianatan, sehingga mereka memilih untuk mematikan perasaan dan menarik diri.
6. Faktor Perkembangan dan Psikologis
Beberapa kondisi psikologis atau perkembangan seperti autism spectrum disorder, depresi, atau gangguan keterikatan bisa membuat anak terlihat sulit menjalin hubungan emosional. Mereka mungkin kesulitan menunjukkan kasih sayang atau membentuk kedekatan secara sosial.
Bukan karena anak tidak peduli, melainkan karena mereka memiliki cara berbeda dalam memproses dan mengekspresikan emosi. Maka dari itu, pemahaman dan pendekatan yang tepat dari orangtua bisa sangat membantu membangun koneksi yang lebih baik.