Bagi beberapa anak, belajar mungkin menjadi aktivitas yang sangat membosankan. Saat orang tua meminta anak belajar, tidak sedikit dari mereka yang memiliki banyak alasan agar ia tak perlu belajar dan meneruskan aktivitasnya bermainnya. Padahal, setiap orang tua yang meminta anak belajar berharap bahwa sang anak bisa memiliki pengetahuan yang lebih luas dan menjadi anak yang lebih cerdas.
Ketika Bunda memiliki buah hati yang juga suka punya banyak alasan untuk tidak belajar, mengutip dari laman intrinsicscholars.com, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan agar buah hati semakin rajin dan semangat belajar. Apa saja tipsnya?
1. Bantu anak belajar mengidentifikasi gangguan
Mayoritas anak mudah teralihkan perhatiannya saat belajar, terutama anak-anak yang kesulitan untuk mempertahankan fokusnya. Faktor-faktor seperti suara saudara bermain di sekitarnya atau kehadiran teman sepulang sekolah bisa menjadi gangguan.
Hal ini dapat diatasi dengan menetapkan area belajar yang khusus untuk mereka. Bunda dapat mengidentifikasi hal-hal yang bisa mengganggu di sekitarnya dan mencari cara untuk menguranginya. Misalnya, menggunakan headphone kepada anak atau mencari tempat yang lebih tenang untuk belajar, Bunda.
2. Menciptakan ruang belajar anak yang efektif
Mendukung anak agar rajin belajar dengan menyediakan ruangan yang nyaman. Atur ruangan dengan pencahayaan yang memadai dan minim gangguan.
Bunda dapat menunjukkan kepada mereka cara mengatur ruang kerja yang tenang dan bebas dari banyak aktivitas. Selain itu, membantu mereka membuat tempat kerja portabel di rumah juga bisa menjadi solusi untuk menyimpan semua perlengkapan sekolah dan belajarnya.
3. Pantau kemampuan anak
Anak-anak tidak selalu menyadari kelebihan yang mereka miliki, terutama saat mereka mengalami kesulitan dalam melakukan sesuatu. Namun, Bunda dapat berfokus pada kekuatan mereka, hal ini dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Bunda bisa menunjukkan kelebihan anak dengan mengatakan, misalnya, “Kamu sangat baik dalam mengingat detail, kemampuan itu akan sangat membantu saat Bunda menulis laporan buku.” Selain itu, dorong mereka untuk memikirkan kelebihan lain yang bisa mereka gunakan sebagai alat untuk belajar.
4. Bantu anak membuat daftar prioritas
Mengajari anak membuat daftar prioritas merupakan keterampilan penting dalam belajar. Mengawasi deadline dapat membantu anak untuk menyelesaikan tugasnya, tetapi hal itu bukanlah satu-satunya cara bagi mereka untuk memprioritaskan pekerjaan rumah.
Beberapa anak lebih suka mulai dengan tugas-tugas yang mudah sebelum melanjutkan ke yang lebih sulit, sementara yang lain memilih untuk menangani yang sulit terlebih dahulu. Perhatikan pilihan mereka dan bantu mereka membuat daftar prioritas untuk memudahkan Si Kecil dalam mengerjakan tugasnya.
5. Mengajarkan anak untuk fokus pada otonomi, makna, dan kemajuan
Ketika anak merasa memiliki otonomi, mereka percaya bahwa pekerjaannya memiliki makna. Berawal dari hal tersebut maka mereka akan mengalami kemajuan, dan juga cenderung memiliki kehidupan kerja yang positif.
Bunda bisa membantu Si Kecil menemukan makna dalam tugas-tugas mereka. Misalnya, jika mereka tidak mengerti mengapa mengerjakan pekerjaan rumah matematika penting, Bunda bisa menjelaskan, “Semakin banyak latihan yang dilakukan, semakin terbiasa otak untuk melakukan hal ini secara otomatis.”
Selain itu, Bunda juga dapat meningkatkan motivasi anak-anak dengan memperhatikan kemajuan mereka, namun pastikan untuk menetapkan tujuan yang dapat diukur, dapat diamati, spesifik, dan dirinci.
6. Mengajak anak untuk berteman dan mengurangi tekanan
Ketika Si Kecil mengalami hambatan dalam belajar di rumah, Bunda dapat mengarahkan mereka untuk berteman dengan orang yang mendukung. Biasanya anak lebih terdorong untuk rajin belajar ketika bersama teman seperjuangannya.
Mereka bisa membentuk tim belajar bersama atau mengikuti kegiatan olahraga bersama untuk membiasakan mereka untuk belajar dan bereksplorasi di luar sekolah. Selain itu, Bunda dapat mengurangi tekanan pada anak, sehingga dapat membebaskan mereka dari kecemasan yang timbul karena menganggap hal tersebut sebagai beban.
7. Mengarahkan anak untuk fokus pada kegembiraan, dan manfaatkan imajinasi
Prioritaskan kegembiraan dan kemajuan di atas pencapaian dan kemampuan. Anak-anak tidak akan meraih kesuksesan yang baik dalam kompetisi, kecuali mereka menikmati pengembangan keterampilan dan membangun kegembiraan bermain yang lebih luas.
Jika Si Kecil cenderung menyalahkan diri sendiri, manfaatkan imajinasinya. Ajak mereka untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih kreatif.
Bunda dapat mendorong anak-anak untuk bersikap logis sepanjang waktu, tetapi juga memberi ruang bagi imajinasi mereka untuk berkembang. Misalnya, ajak mereka membayangkan menjadi astronot atau anggota tim bisbol yang berjuang untuk mencapai tujuan mereka.
Dengan memperluas cakupan imajinasi, mereka akan lebih terbuka terhadap gagasan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar.